Asal Usul Baitul Hikmah
· Baitul Hikmah didirikan oleh Khalifah Harun Ar Rashid pada tahun 813 M dan terletak di jantung kota Bahgdad.
· Walaupun pada awalnya hanya sebuah perpustakaan, tetapi Baitul Hikmah bukanlah perpustakaan seperti yang kita kenal saat ini. Baitul Hikmah bahkan lebih menyerupai universiti..
· Di sini adalah tempat pertemuan para intelektual, pusat kajian dan diskusi, pusat penterjemahan, pusat penelitian, dan tempat penerbitan buku.
Perkembangan Baitul Hikmah
Baitul Hikmah menjadi pusat pertemuan ilmu-ilmu pengetahuan dari Barat (Yunani) dan dari Timur (India, Persia dan China) yang selanjutnya dikembangkan oleh para cendekiawan Islam menjadi berbagai ilmu pengetahuan, seperti matematik, falsafah, astronomi, kedoktoran, fisik dan juga metafisika.
· Di tempat ini, buku-buku dari Barat dan Timur dikaji, dibincangkan, dikritik, diterjemakan dan dan kemudian ditulis semula..
·
Ibnu Khaldun sebagian ulama yang belajar di
Baitul Hikmah. Mereka lah yang berpengaruh besar terhadap perkembagan ilmu
pengetahuan selanjutnya, bukan hanya untuk Islam tapi juga barat dan
eropah.
Kemajuan Setelah Meninggalnya Harun Ar-Rasyid
·
Setelah meninggalnya Harun Ar-Rashid,
pemeliharan Baitul Hikmah kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, Al-Ma’mun.
·
Di masa
Al-Makmun, Baitul Hikmah terus mengalami kemajuan.
·
Al-Makmun mengundang para ilmuwan di seluruh
dunia Islam untuk berbagi idea, informasi, dan pengetahuan di perpustakaan ini.
Ketertarikannya terhadap filsafat juga mendorongnya melakukan terjemah
besar-besaran terhadap karya-karya dari Yunani.
Kemerosotan Baitul Hikmah
·
mengalami kemerosotan di masa Al-Mutawakkil,
·
dan kemudian musnah pada masa Al-Musta’shim
akibat serangan tentara Mongol yang
dipimpin oleh Hulagu Khan, cucu Genghis Khan, pada tahun 1258.
Namun Baitul Hikmah
hancur diratakan dengan tanah, dan buku-bukunya dibuang sungai. Konon, warna
air Sungai Tigris yang melalui Bagdad, berubah menjadi merah dan hitam selama
seminggu. Merah dari darah para ilmuwan dan filsuf yang terbunuh, sedangkan
hitam dari tinta buku-buku berharga koleksi Baitul Hikmah yang luntur setelah
dibuang ke sungai itu.