Monday, 15 February 2016

Kehidupan Politik Pada Masa Bani Abbasiyyah

Struktur Kerajaan 'Abbasiyyah

  1. Sepanjang pemerintahan, kerajaan Abbasiyyah diperintah oleh 37 orang pemimpin.
  2. Sistem pemerintahannya banyak dipengaruhi oleh sistem pemerintahan kerajaan Farsi.
  3. Hal ini berlaku kerana banyak orang Farsi yang memeluk agama Islam menjawat jawatan penting dalam. kerajaan.
  4. Berikut adalah carta pemerintahan Kerawjaan Abbasiyyah:  -1.      Pada period pertama pemerintahan kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi.                                                                                                                             Period ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan falsafah dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun setelah period ini berakhir, pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik, meskipun falsafah dan ilmu pengetahuan terus berkembang.
    ·         Masa pemerintahan Abu al-Abbas, pendiri dinasti ini sangat singkat, yaitu dari tahun 750-754 M. Selanjutnya digantikan oleh Abu Ja'far al-Manshur (754-775 M.), yang keras menghadapi lawan-lawannya terutama dari Bani UmayyahKhawarij, dan juga Syi'ah. Untuk memperkuat kekuasaannya, tokoh-tokoh besar yang mungkin menjadi saingan baginya satu per satu disingkirkannya.                                                                      
    ·          Abdullah bin Ali dan Shalih bin Ali, keduanya adalah sebagai gabenor oleh khalifah sebelumnya di Syria dan Mesir dibunuh kerana tidak bersedia membaiatnya, al-Manshur memerintahkan Abu Muslim al-Khurasani melakukannya, dan kemudian menghukum mati Abu Muslim al-Khurasani pada tahun 755 M., kerana dikhawatirkan akan menjadi pesaing baginya.
    2.      Pada mulanya ibu kota negara adalah al-Hasyimiyah,dekat Kufah.                                                                                                  Namun, untuk lebih memantapkan dan menjaga kestabilan negara yang baru berdiri itu, al-Mansyur memindahkan ibu kota negara ke kota yang baru dibangunnya, Baghdad, dekat bekas ibu kota Persia, Ctesiphon, tahun 762 M.     Dengan demikian, pusat pemerintahan dinasti Bani Abbas berada di tengah-tengah bangsa Persia.   
                                                                                                                 
    3.      Di ibu kota yang baru ini al-Manshur melakukan organisasi  pemerintahannya, di  antaranya dengan membuat secara teratur.                                                                                                                                                                                                                                                                              Di bidang pemerintahan, dia menciptakan tradisi baru iaitu:   

    ·         Wazir pertama yang diangkat adalah Khalid bin Barmak, berasal dari BalkhPersia.  Dia menunjuk Muhammad ibn Abdurrahman sebagai hakim pada lembaga kehakiman negara.                   
                                                                                
    4.      Jawatan pos yang sudah ada sejak masa dinasti Bani Umayyah ditingkatkan peranannya dengan tambahan tugas. Kalau dulu hanya sekedar untuk mengantar surat.
    5.      Pada masa al-Manshur, jawatan pos ditugaskan untuk menghimpun seluruh informasi di daerah-daerah sehingga administrasi kenegaraan dapat berjalan lancar.
    ·         Khalifah al-Manshur berusaha menaklukkan kembali daerah-daerah yang sebelumnya membebaskan diri dari pemerintah pusat, dan memantapkan keamanan di daerah perbatasan.
    ·         Di antara usaha-usaha tersebut adalah merebut benteng-benteng di Asia, kota Malatia, wilayah Coppadocia dan Cicilia pada tahun 756-758 M. ke utara bala tentaranya melintasi pegunungan Taurus dan mendekati selat Bosphorus.                  
    ·          Di pihak lain, dia berdamai dengan kaisar Constantine V dan selama gencatan senjata 758-765 M., Bizantium membayar ufti tahunan. Bala tentaranya juga berhadapan dengan pasukan Turki Khazar di KaukasusDaylami di laut KaspiaTurki di bagian lain Oxus dan India

    6.      Disamping itu, berbeda dari daulat Bani Umayyah, khalifah-khalifah Abbasiyah memakai "gelar tahta", seperti al-Manshur, dan belakangan gelar tahta ini lebih popular daripada nama yang sebenarnya.
    7.      Al-Ma'mun, pengganti Harun Ar-Rasyid, dikenal sebagai khalifah yang sangat cinta kepada ilmu filsafat. Pada masa pemerintahannya, penerjemahan buku-buku asing digalakkan.
    ·         Untuk menerjemahkan buku-buku Yunani, ia menggaji penerjemah-penerjemah dari golongan Kristen dan penganut agama lain yang ahli (wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah).

    ·         Ia juga banyak mendirikan sekolah, salah satu karya besarnya yang terpenting  adalah pembangunan Baitul-Hikmah, pusat penerjemahan yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar.

    8.      Pada masa Al-Ma'mun inilah Baghdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
    9.      Al-Mu'tasim, khalifah berikutnya (833-842 M.), memberi peluang besar kepada orang-orang Turki untuk masuk dalam pemerintahan, keterlibatan mereka dimulai sebagai tentara pengawal.                                                                                 
    ·         Walaupun demikian, dalam periode ini banyak tantangan dan gerakan politik yang mengganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas sendiri maupun dari luar.
    ·         Gerakan-gerakan itu seperti gerakan sisa-sisa Bani Umayyah dan kalangan intern Bani Abbas, revolusi al-Khawarij di Afrika Utara, gerakan Zindiq di Persia, gerakan Syi'ah, dan konflik antar bangsa dan aliran pemikiran keagamaan, semuanya dapat dipadamkan.

    10)  Politik
    ·         Ketika Daulah Abasiyah memegang tampuk kekuasaan tertinggi islam, terjadi banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat, pada porsi tertentu antara politik dan sastra saling mempengaruhi. Pergeseran paling fundamental terjadi ketika pusat kekuasaaan dipindahkan dari 
    ·         Tradisi arab ke Baghdad dengan tradisi Parsinya. Pada masa ini seluruh sistem pemerintahan dan kekuasaan politik dipengaruhi peradaban Sasaniyah Parsi
    Dimana khalifah berkuasa mutlak dan memimpin seluruh struktur pemerintahan mulai dari menteri, pengadilan, sampai panglima prajurit.